Papua Zaona Damai Papua, selama ini hanya mimpi karena format kedamaiaan yang diimpikan para tokoh agama hanya dijadikan sebatas live service oleh elit penguasa daerah (misalnya dalam berbagai kesempatan statemen, Pangdam Trikora sering mengucapkan kata ini).
Para tokoh agamawan yang berkolaborasi dengan elit penguasa kenyataannya, tanpa mampu menawarkan wujud kedamaian itu seperti apa, dimana dan bagaimana. Karena yang didapati rakyat adalah darah, air mata, dan penyiksaan, penangkapan, pelarangan simbol cultural dll (banyak sehingga muat di tulis disini). Pertikaiaan dan keadaan darurat ini selalu dan itu ada terus sejak tokoh-tokoh agama mendeklrasikan “Papua Zona Damai”.
Zona Papua Damai sama persis janji-janji sorga tanpa pernah kita tahu dan mengerti persis sorga dan neraka itu dimana. Karena saat ini dan kedepan perlu ada suatu tindakan konkrit dengan pemikiran bagaimana grand designe guna mewujudkan suatu perubahan menuju impian itu yakni Papua merdeka. Karena selama ini kita belum pernah jelas format operasionalnya seperti apa adalah permasalahannya. Sehingga penyelesaiaan menyeluruh persoalan Papua tidak pernah menyentuh substansi dan akar persoalan yang sesungguhnya.
Untuk itu perlu ada langkah baru secara revolusioner para eksponen generasi muda dan tua wajib dilakukan. Pertama harus duduk bersama memformat ulang strategi perjuangan seperti apa mau ditempuh agar segera dibenahi kembali. Bukan ikut-ikutan tua kastau Papua Zona Damai, yang lain diam dan tua selesai bicara begitu menjabat jabatan Otsus lalu diam dan hanya komentar di internet memperhatikan anak-anak muda melakukan aksi.
Kedepan kita harus keluar dari aksi tradisional guna melakukan revolusi. Revolusi yang dimaksudkan adalah recontrucsi pemikiran dan aksi perlawanan secaa terencana, stategis taktis dan serentak dibawah satu komando. Terkesan selama ini anak-anak muda dalam aksinya kurang referensi. Dan itu kelihatann sekali bahwa para pejuang generasi muda Papua sangat lemah dalam merancang aksi yang strategis dan taktis untuk mencari perhatian dunia internasional sebagaimana yang dilakukan oleh para mahasiswa Timor Leste tempo hari.
Menata ulang wajah Papua yang berkedamaianan, berkeadilan, berkesejahteraan dan bermartabat merupakan suatu keharusan dilakukan oleh generasi muda Papua saat ini. Papua baru yang dimaksud adalah sebuah bangunan kebangsaan dan berkenegaraan yang sesuai dengan amanah dan cita-cita kita semua. Mengingat kemerdekaan adalah sebuah pilihan untuk membawa rakayat Papua dari krisis kedamaian karena terbukti makin kehilangan arah dan tujuannya. Bahkan selama 10 tahun terakhir kelangsungan Otsus secara mencolok telah dimanfaatkan oleh segelintir elit penguasa daerah dengan mengorbankan hak-hak rakyat banyak.
Estafet kepemimpinan nasional Papua harus dihasilkan melalui organisasi berjenjang dalam kurun waktu lima tahun sekali, karena generasi tua terbukti terjebak dalam distorsi dan problematika kehidupan berbangsa dan bernegara secara serius. Keberadaan kepemimpinan nasional Papua yang dihasilkan selama ini dirasakan belum memberikan perubahan secara substansial dan mendasar dikalangan rakyat Papua dewasa ini. Kebuntuan ini suka tidak suka peran dan eksistensi generasi muda Papua wajib tampil ke depan guna membela kepentingan rakyat Papua menyeluruh secara cerdas dan rovolusioner. Sebagai sebuah bangsa maua merdeka dan berdaulat penuh sangat memerlukan percepatan perubahan untuk menyongsong peradaban baru.
Agenda perjuangan Papua tahun 2009 ini dan kedepan harus sorotan dikritisi oleh berbagai kalangan. Pesta Otsus yang menyita puluhan trilyun uang dinilai mubazir dan berpotensi dan tanpa membawa kemajuan apa-apa. Selebihnya Otsus Papua hanya menjadi sarana legitimasi bagi kepentingan status quo.
Kondisi ini sangatlah ironios, dimana rakyat diposisikan sebagai obyek pelengkap semata. Rakyat dibuat tak berdaya dan manut pada kemauan segelintir elit. Hasilnya dari Otsus dengan trilyunan uang tidak membawa perubahan yang sejalan dengan kemauan rakyat banyak. Kenyataan ini menyebabkan puluhan tahun kelangsungan perjuangan Papua merdeki yang diperjuangakan rakyat dihinggapi kehidupan kabut gelap kehidupan berbangsa dan bernegara secara tidak wajar. Seluruh elemen bangsa Papua harus melakukan terobosan konkrit untuk melahirkan kepemimpinan alternatif l.
Papua tidak bisa bangkit dan maju sebagai sebuah bangsa jika para elit penguasa daerahnya masih mendepankan kepentingan kelompoknya. Selain itu pemimpin nasional Papua yang dilahirkan selama ini nyaris tidak memiliki visi dan negarawan. Elit-elit penguasa yang berkuasa dan tampil dipentas politik saat ini, makin kehilangan jati diri akibat berpijak pada Otsus yang kacau balau.
Pendekatan revolusi adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Papua untuk memastikan adanya percepatan perubahan dalam menoyongsong perubahan zaman। Tindakan ini sangat membuituhkan adanya kepemimpinan alternatif dari generasi muda yang energik berasal dari luar pangung patron-patron yang berkuasa saat ini.
Katakanlah olehmu akan kebenaran walaupun akibatnya akan buruk
Para tokoh agamawan yang berkolaborasi dengan elit penguasa kenyataannya, tanpa mampu menawarkan wujud kedamaian itu seperti apa, dimana dan bagaimana. Karena yang didapati rakyat adalah darah, air mata, dan penyiksaan, penangkapan, pelarangan simbol cultural dll (banyak sehingga muat di tulis disini). Pertikaiaan dan keadaan darurat ini selalu dan itu ada terus sejak tokoh-tokoh agama mendeklrasikan “Papua Zona Damai”.
Zona Papua Damai sama persis janji-janji sorga tanpa pernah kita tahu dan mengerti persis sorga dan neraka itu dimana. Karena saat ini dan kedepan perlu ada suatu tindakan konkrit dengan pemikiran bagaimana grand designe guna mewujudkan suatu perubahan menuju impian itu yakni Papua merdeka. Karena selama ini kita belum pernah jelas format operasionalnya seperti apa adalah permasalahannya. Sehingga penyelesaiaan menyeluruh persoalan Papua tidak pernah menyentuh substansi dan akar persoalan yang sesungguhnya.
Untuk itu perlu ada langkah baru secara revolusioner para eksponen generasi muda dan tua wajib dilakukan. Pertama harus duduk bersama memformat ulang strategi perjuangan seperti apa mau ditempuh agar segera dibenahi kembali. Bukan ikut-ikutan tua kastau Papua Zona Damai, yang lain diam dan tua selesai bicara begitu menjabat jabatan Otsus lalu diam dan hanya komentar di internet memperhatikan anak-anak muda melakukan aksi.
Kedepan kita harus keluar dari aksi tradisional guna melakukan revolusi. Revolusi yang dimaksudkan adalah recontrucsi pemikiran dan aksi perlawanan secaa terencana, stategis taktis dan serentak dibawah satu komando. Terkesan selama ini anak-anak muda dalam aksinya kurang referensi. Dan itu kelihatann sekali bahwa para pejuang generasi muda Papua sangat lemah dalam merancang aksi yang strategis dan taktis untuk mencari perhatian dunia internasional sebagaimana yang dilakukan oleh para mahasiswa Timor Leste tempo hari.
Menata ulang wajah Papua yang berkedamaianan, berkeadilan, berkesejahteraan dan bermartabat merupakan suatu keharusan dilakukan oleh generasi muda Papua saat ini. Papua baru yang dimaksud adalah sebuah bangunan kebangsaan dan berkenegaraan yang sesuai dengan amanah dan cita-cita kita semua. Mengingat kemerdekaan adalah sebuah pilihan untuk membawa rakayat Papua dari krisis kedamaian karena terbukti makin kehilangan arah dan tujuannya. Bahkan selama 10 tahun terakhir kelangsungan Otsus secara mencolok telah dimanfaatkan oleh segelintir elit penguasa daerah dengan mengorbankan hak-hak rakyat banyak.
Estafet kepemimpinan nasional Papua harus dihasilkan melalui organisasi berjenjang dalam kurun waktu lima tahun sekali, karena generasi tua terbukti terjebak dalam distorsi dan problematika kehidupan berbangsa dan bernegara secara serius. Keberadaan kepemimpinan nasional Papua yang dihasilkan selama ini dirasakan belum memberikan perubahan secara substansial dan mendasar dikalangan rakyat Papua dewasa ini. Kebuntuan ini suka tidak suka peran dan eksistensi generasi muda Papua wajib tampil ke depan guna membela kepentingan rakyat Papua menyeluruh secara cerdas dan rovolusioner. Sebagai sebuah bangsa maua merdeka dan berdaulat penuh sangat memerlukan percepatan perubahan untuk menyongsong peradaban baru.
Agenda perjuangan Papua tahun 2009 ini dan kedepan harus sorotan dikritisi oleh berbagai kalangan. Pesta Otsus yang menyita puluhan trilyun uang dinilai mubazir dan berpotensi dan tanpa membawa kemajuan apa-apa. Selebihnya Otsus Papua hanya menjadi sarana legitimasi bagi kepentingan status quo.
Kondisi ini sangatlah ironios, dimana rakyat diposisikan sebagai obyek pelengkap semata. Rakyat dibuat tak berdaya dan manut pada kemauan segelintir elit. Hasilnya dari Otsus dengan trilyunan uang tidak membawa perubahan yang sejalan dengan kemauan rakyat banyak. Kenyataan ini menyebabkan puluhan tahun kelangsungan perjuangan Papua merdeki yang diperjuangakan rakyat dihinggapi kehidupan kabut gelap kehidupan berbangsa dan bernegara secara tidak wajar. Seluruh elemen bangsa Papua harus melakukan terobosan konkrit untuk melahirkan kepemimpinan alternatif l.
Papua tidak bisa bangkit dan maju sebagai sebuah bangsa jika para elit penguasa daerahnya masih mendepankan kepentingan kelompoknya. Selain itu pemimpin nasional Papua yang dilahirkan selama ini nyaris tidak memiliki visi dan negarawan. Elit-elit penguasa yang berkuasa dan tampil dipentas politik saat ini, makin kehilangan jati diri akibat berpijak pada Otsus yang kacau balau.
Pendekatan revolusi adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Papua untuk memastikan adanya percepatan perubahan dalam menoyongsong perubahan zaman। Tindakan ini sangat membuituhkan adanya kepemimpinan alternatif dari generasi muda yang energik berasal dari luar pangung patron-patron yang berkuasa saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar