Kegagalan Konsep Damai
Papua Zona Damai, hanya mimpi karena format kedamaiaan yang diimpikan para tokoh agama dijadikan sebatas live service elit penguasa.
Terma utopia “Papua Zona Damai” pada akhirnya sama persis khotbah Pendeta, Pastor atau Muballiqh Islam dimimbar-mimbar jemaat। Mereka biasanya mengumbar janji-janji (“palsu”) manis tentang kehidupan sorga sambil menakut-nakuti bahaya bara api neraka. Tapi proses indoktrinasi secara terus menerus pada kita akhinya kita menjadi sudah biasa bahwa seakan janji-janji manis sorga tanpa pernah kita tahu dan mengerti persis sorga dan neraka itu seperti apa dan dimana adanya adalah misteri.
Kenyataan keadaan demikian barangkali tidak jauh berbeda dengan harapan dan janji-janji Papua Zona Damai, tanpa secara benar-benar rakyat Papua bisa merasakan Papua Zona Damai itu seperti apa। Karena itu saat ini dan kedepan perlu ada suatu tindakan konkrit dengan pemikiran mendalam memformat ulang agar bagaimana grand designe yang benar-benar rasional dan konkrit segera dibenahi. Bukan menunggu harapan ketidakpastian akan adanya “tangan-tangan lain” (tuhan), untuk menanti datang menyelamatkan bangsa Papua. Damai atau tidak semua ditentukan , dirancang dan dilakukan oleh manusia lewat action nyata bukan diam dan duduk berdo’a lalu pigi tidur menanti harapan ketidakpastian damai.
Damai Papua harus diciptakan dengan sikap dan perbuatan oleh manusia Papua sendiri tanpa menanti kahadiran siap-siapa। Tuhan atau siapapun hanya ada dalam hati, bukan ikut menentukan perbuatan kita dalam perjuangan. Setelah hasil kita raih sendiri dari kerja nyata sebagai manusia biasa tanpa ada “heran ke tanda heran lain” (atau faktor X) dengan jalan panas-kepanasan, dingin-kedinginan, sesudah berkeringat atau basah kuyub baru hasilnya kita nikmati dan kita nyatakan terimakasih Tuhan.
Demikian bukti nyata selama ini tanpa harus panggil Tuhan ikut datang bekerja tapi selalunya kita nyatakan itu hanya dalam do’a: "Terimakasih Tuhan ini semua atas kehendakmu dan campur tanganmu sehingga boleh kami nikmati। Tapi lain dari selain itu tidak, tapi (tra papa kitong do’a bagitu), tapi sungguh sa hanya bilang saja , barang kitong sandiri yang kerjamo tanpa Pace diatas.
Revolusi Gerakan baru
Setelah kita tau rasa dari kegagalan dan tertipu oleh konsep-konsep eskatologi teolog, kedepan penting bagi kita, terutama kalangan muda guna melakukan re-contructi gerakan Papua “M” secara revolusioner। Formatnya seperti apa? Bahwa menuju Papua Damai dan jalan menuju kesana tidaklah cukup dengan mendeklarasikan lalu diam berharap pada “tanagn-tangan tersembunyi”, karena nyata tidak ada hasil.
Oleh sebab itu kedepan konsep-konsep revolusi menjadi thema penting di kaji ulang oleh kalangan tokoh-tokoh penggiat gerakan Papua। Mengapa? Sebab suatu perubahan tidak akan datang tanpa ada usaha dan kerja konkrit oleh manusia dengan tangan dan usha kerja sendiri dengan hanya diam berdo’a pasrahkan sepenuhnya pada Tuhan. Kedepan kita harus memperkuat kerja-kerja konkrit seperti BW, YR , AA, OA, OM dan H W cs di luar negeri.
Kemudian aksi-aksi damai ditanah air perlu ditingkatkan tanpa perlu kekerasan sebagaimana adik-adik kita di kampus Uncen tempo hari। TPN/OPM tetap melakukan aksi-aksi terbatas seperti selama ini. Lalu semua kegiatan harus dibawah payung atau koordonasi, misalnya semua kegiatan dan usaha perjuangan yang dilakukan dibawah komando pada satu pucuk pimpinan tertinggi. Memang ada friksi sedikit diantara pejuang di Fasifik, namun setiap apapun terkait perlawanan harus ada satu juru bicara mengatakan kami bertanggungjawab. Tujuannya agar tidak seperti saat ini terjadi di Timika.
Dan untuk itu semua kegiatan gerilya dan aksi berhadapan dengan TNI/POLRI harus di nyatakan kami bertanggungjawab kalau memang itu dilakukan oleh pejuang Papua. Kedepan penting dibenahi agar ada hanya satu juru bicara, untuk mengatakan kami bertanggung jawab atau menolak bahwa itu bukan tindakan TPN/OPM. Apa yang saya maksudkan disini sebenarnya persis sama dengan organisasi sekelas PDP beberapa waktu lalu (1999-2001), bahwa Thaha Al-Hamid sebagai juru bicara, maka segala masalah menyagkut pernyataan pada pers hanya wajib dia saja yang memberikan keterangan pers।
Sehingga eksistensi pergerakan perjuangan Papua benar-benar diperhitungkan di public Internasional. Dan dampaknya dukungan dan perhatian public Internasional cukup kuat dan dapat diperhitungkan. Tidak seperti kesan selama ini. Tidak sendiri-sendiri tanpa dibawah payung organiasi. Apa yang saya maksudkan disini maksudnya sama persis yang diterangkan Saudara Marthen Goo di milis menjawab
Penutup
Bahwa kemerdekaan bangsa Papua yang berdaulat penuh untuk menciptakan papua Zona Damai sesungguhnya dan itu di wujudkan disini, didunia nyata ini, maka siapapun oranag Papua ikut serta dan diikutsertakan sebagai bagian tak terpisahkan dari dan untuk ambil bagian dalam perjuangan perwujudan kedaulatan। Maka seluruh organ-organ perjuangan seperti AMPTPI, (M H), AMP, (HG), KNPB, (VY), dll) yang selama ini menggalang massa aksi harus lebih banyak menjalin hubungan pelibatan organisasi-organisasi paguyuban, gereja, ikatan-ikatan kemahasiswaan daerah Kabupaten dll.
Akhirnya sebagai penutup dari tulisan ini bahwa yang paling penting agenda kita kedepan adalah guna mewujudkan suatu perubahan menuju impian Papua Zona Damai (baca “M”) yakni Papua merdeka adalah kerja kompak dibawah satu payung dan dibawah satu juru bicara pergerakan semua aksi yang dilakukan semua elemnt perjuangan। Karena selama ini kita belum pernah jelas format operasionalnya seperti apa adalah permasalahannya dalam pergerakan perjuangan. Sehingga penyelesaiaan menyeluruh persoalan Papua tidak pernah menyentuh substansi dan akar persoalan yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar